RSS
Facebook
Twitter

Friday, March 1, 2013

Nasi Jinggo



Dalam istilah China, jinggo berarti Rp 1.500, sesuai dengan harga nasi ini. Namun, kenaikan harga sembako, terutama beras, membuat para penjual kompak menaikkan harga nasi jinggo menjadi Rp 2000-4000. Untungnya, kenaikan harga tidak mengurangi minat warga maupun wisatawan untuk mencicipi kelezatan makanan khas Bali tersebut.

Ada beragam cerita seputar munculnya nasi jinggo. Kabarnya, nasi jinggo merupakan makanan favorit para Jenggo, pengendara sepeda motor yang biasa mampir sehabis plesiran malam di kawasan Kuta. Jika dilihat sepintas, makanan ini memang mirip nasi kucing khas angkringan Yogyakarta.

Bedanya, kedua makanan ini mempunyai isian dan bentuk bungkusan yang tidak sama. Nasi kucing berisi nasi rames, tempe kering, teri goreng, dan sambal goreng. Pembeli juga bisa menambahkan macam-macam lauk seperti babat, bandeng, sate puyuh, kepala, usus dan cakar ayam.

Sementara itu, seporsi nasi jinggo hanya berisi sekepal nasi, suwiran ayam atau daging, potongan tempe kecil-kecil, serundeng, dan sambal, yang kemudian dibungkus berbentuk kerucut lancip. Bagi Anda yang tidak kuat pedas, jangan coba-coba dengan sambalnya. 

Berlibur ke Bali kurang lengkap rasanya jika belum merasakan kenikmatan nasi jinggo. Anda bisa menemukan kuliner khas Bali tersebut di sepanjang kawasan Kuta, terutama mulai pukul 19.00 hingga larut malam. Disamping Kuta, beberapa daerah sekitar Ubud dan Denpasar juga sering dijadikan tempat mangkal pedagang nasi jinggo.



Referensi link: http://www.merdeka.com/gaya/nasi-jinggo-kuliner-pedas-khas-bali.html

Taman Kupu Kupu




Bali sebagai daerah tropis memiliki beragam jenis flora dan fauna yang salah satunya adalah Kupu-kupu. Di Bali, tepatnya di Jalan Batukaru, Banjar Sandan lebah, Wanasari, Kabupaten Tabanan kini sudah tersedia taman wisata yang terdapat beraneka macam jenis kupu-kupu. Tidak hanya itu, Taman Kupu-kupu Bali juga memproduksi aneka kerajinan yang terbuat dari bermacam-macam serangga seperti : Bingkai isi kupu-kupu, Bingkai isi kumbang, gantungan kunci yang terbuat dari serangga, selipan pembatas buku, penindih kertas terbuat dari fiber bening berisi kupu-kupu, lukisan dari sayap kupu-kupu dan aneka kerajinan lainnya yang bisa anda beli secara eceren atau grosiran dan harganya juga terjangaku. Jarak tempuh ke lokasi ini kira kira 27 km dari kota Denpasar dan lebih kurang 75 menit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai Bila menggunakan kendaraan bermotor.

Taman kupu-kupu merupakan salah satu obyek wisata yang favorit dan menarik untuk dikunjungi bersama keluarga, sahabat ataupun pasangan tercinta saat berlibur ke Bali. Taman ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Di Taman ini dilakukan pengembangbiakan sekaligus penangkaran kupu-kupu guna keperluan ilmu pengetahuan ilmiah maupun pendidikan untuk masa yang akan datang. Berbagai jenis kupu-kupu yang ada di Indonesia terdapat disini, adapun jenis kupu-kupu yang terkenal antara lain; kupu-kupu sayap burung surga (Ornithoptera Paradisea), Barong, Priamus.

Taman Kupu Kupu dengan Luas area taman ini 1 Hektar, dengan netting area (ruangan yang tertutup Jaring) 3700 M3 dikelola oleh PT. Kupu-kupu Taman Lestari dan pembangunannya sudah direncanakan sejak bulan Oktober 1993 pasca penyelenggaraan Konfrensi Kupu kupu Se Dunia (International Butterfly Confrence) yang diadakan pada tanggal 24 – 27 Agustus 1993 di Ujung Pandang dan dibuka tanggal 17 Desember 1996 yang diresmikan oleh Ibu Asiawati Oka, Ketua Tim PKK Propinsi Bali. Setiap bulannya Taman Kupu-kupu melepaskan kupu-kupu minimal 3500 ekor untuk dikembalikan kehabitat aslinya. Di Taman ini, Selain kita bisa melihat koleksi kupu-kupu dari seluruh Indonesia, anak-anak juga bisa belajar tentang spesies kupu-kupu dan serangga yang menjadi koleksi di taman ini. Tidak salah kalau Wisata ini dijadikan alternatif ketika berlibur ke Bali.



Referensi link: http://www.wisatabaliaga.com/taman-kupu-kupu-bali/

Desa Tenganan




Tenganan adalah desa yang mempunyai keunikan sendiri diBali, desa yang terletak cukup terpencil dan terletak di Kabupaten Karangasem. Untuk mencapai desa ini melalui jalan darat dan berjarak sekitar 60km dari pusat kota Denpasar, Bali. Desa ini sangatlah tradisional karena dapat bertahan dari arus perubahan jaman yang sangat cepat dari teknologi. Walaupun sarana dan prasarana seperti listrik dll masuk ke Desa Tenganan ini, tetapi rumah dan   adat tetap dipertahankan seperti aslinya yang tetap eksotik. Ini dikarenakan Masyarakat Tenganan mempunyai peraturan adat desa yang sangat kuat, yang mereka sebut dengan awig-awig yang sudah mereka tulis sejak abad 11 dan sudah diperbaharui pada Tahun 1842. 
Desa tenganan mempunyai luas area sekitar 1.500 hektar, ketika tempat wisata – wisata yang lain dibali berkembang pesat seperti Pantai Kuta, Pantai Amed, yang sangat meriah dengan kehadiran Hotel, Pantai, CafĂ©, dan kehidupan malamnya.

Desa Tenganan tetap saja berdiri kokoh tidak peduli dengan perubahan jaman dengan tetap bertahan dengan tiga balai desanya yang kusam dan rumah adat yang berderet yang sama persis satu dengan lainnya. Dan tidak hanya itu didesa ini keturunan juga dipertahankan dengan perkawinan antar sesama warga desa. Oleh karena itu Desa Tenganan tetap tradisional dan eksotik, walaupun Masyarakat Tenganan menerima masukan dari dunia luar tetapi tetap saja tidak akan cepat berubah, karena peraturan desa adat /awig-awig mempunyai peranan yang sangat penting terhadap masyarakat Desa Tenganan.
Untuk memasuki desa Tenganan sangatlah unik, sebelum masuk ke area Desa Tenganan. Kita akan melalui sebuah loket, disitu kita tidak diharuskan membayar. Memang karena tidak ada tiket/karcis yang dijual, tapi kita memberikan sumbangan sukarela berapa saja seikhlas kita ke petugas dibangunan kayu yang semipermanen, sebelum masuk wisatawan harus melalui gerbang yang cukup sempit yang hanya cukup dilewati oleh satu orang. Penghasilan penduduk Desa Tenganan juga tidak jelas berapa pendapatannya, karena disana masih menggunakan sistem barter diantara warganya.disana banyak tanaman, sawah, kerbau yang bebas berkeliaran dipekarangan mereka.

Untuk mendongkrak potensi wisata mereka, Penduduk Desa Tenganan banyak yang menjual hasil kerajinan tangannya ke turis. Artshop juga dapat kita lihat begitu kaki kita melangkah kepintu masuk, mereka menjual banyak kerajinan. Seperti Anyaman bambu, ukir-ukiran, lukisan mini yang diukir diatas daun lontar yang sudah dibakar, dan yang paling terkenal adalah kain geringsing. Kain ini sangatlah unik karena dengan sekilas memandang kita dapat langsung mengetahui kalau kain tersebut memang buatan tangan. 

Kain ini termasuk mahal, dan hanya diproduksi di desa tenganan saja. Waktu pengerjaannya pun memerlukan waktu yang cukup lama, karena karena warna – warna yang terdapat dikain gringsing ini berasal dari tumbuh-tumbuhan dan memerlukan perlakuan khusus. Walaupun banyak wisatawan yang semakin lama semakin banyak untuk datang didesa ini, namun sayang belanja suvenir mereka masih kurang. Ungkap I Made pelukis lukisan mini diatas daun lontar.
Berada di desa ini kita merasakan suasana yang aman dan damai, para penduduk desanya yang sangat ramah dan bersahabat. Kita dapat berkeliling areal desa tersebut dan menyaksikan aktivitas mereka sehari hari. Saat yang paling tepat kita berada disana pada saat sore hari, karena pada sore hari biasanya mereka penduduk desa Tenganan sudah melakukan aktivitasnya. Dan berkumpul didepan rumahnya masing-masing, dan tak ayal mereka keluar dan berkumpul bersama para penduduk yang lain. Dan pada saat ini kita dapat menyaksikan dan melihat tingkah laku dan adat budaya tradisional mereka yang amat kental. Maka pantaslah jika mereka disebut dengan sebutan BaliAga(bali Asli).



Referensi link: http://www.navigasi.net/goart.php?a=budsteng

Kertagosa




Kertagosa adalah kompleks bangunan kuno yang didirikan pada masa pemerintahan Raja Klungkung pertama, Dewa Agung Jambe, pada abad ke-17. Dewa Agung Jambe adalah putera ke-2 dari Dalem Dimade, raja terakhir di kerajaan Gelgel yang juga disebut Suweca Pura. Setelah Dewa Agung menjadi raja Klungkung, maka dia membuat istana (puri) Klungkung yang diberi nama Semara Pura yang mempunyai makna “tempat cinta kasih dan keindahan”. Di puri inilah terdapat kompleks Kertagosa yang terdiri dari dua bangunan pokok, yaitu bangunan Taman Gili dan bangunan Kertagosa.

Bangunan Kertagosa pada zaman dahulu mempunyai beberapa fungsi, di antaranya adalah: (1) sebagai tempat persidangan yang dipimpin oleh raja sebagai hakim tertinggi; (2) sebagai tempat pertemuan bagi raja-raja yang ada di Bali; dan (3) sebagai tempat melaksanakan upacara Manusa Yadnya atau potong gigi (mepandes) bagi putera-puteri raja.

Pada masa pemerintahan Raja Dewa Agung Putra Djambe Belanda melakukan penyerangan secara besar-besaran (selama tiga hari). Penyerangan itu mengakibatkan Puri Semara Pura hancur. Hanya ada beberapa bangunan yang tersisa antara lain bangunan Kertagosa, Taman Gili dan Pemedal Agung (pintu gerbang Puri). Dalam penyerangan yang kemudian dikenal sebagai “Persitiwa Puputan Klungkung” ini (28 April 1908) Dewa Agung Putra Djambe dan para pengikutnya gugur.

Setelah dikuasai oleh Belanda, Kertagosa tetap difungsikan sebagai balai sidang pengadilan. Pada tahun 1930 lukisan wayang yang terdapat di Kertagosa dan Taman Gili direstorasi oleh para seniman lukis dari Kamasan. Dalam restorasi tersebut, lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan yang semula terbuat dari kain dan parba diganti dan dibuat di atas eternit, lalu dibuat lagi sesuai dengan gambar aslinya. Restorasi lukisan terakhir dilakukan pada tahun 1960.

Struktur Bangunan
Bangunan Kertagosa dan Taman Gili terdiri atas dua lantai.. Atap bangunan terbuat dari ijuk dan dilengkapi dengan undak (tangga naik). Atap tersebut diberi tambahan yang berupa hiasan patung dan relief (mengelilingi bangunan). Di samping itu pada langit-langit (plafon) diberi tambahan hiasan berupa lukisan tradisional bermotif wayang yang dilukis dengan gaya Kamasan. Lukisan yang ada di langit-langit bangunan Taman Gili berisi tentang cerita Sutasoma, Pan Brayut dan Palalintangan. Sedangkan, pada langit-langit bangunan Kertagosa lukisannya mengambil cerita Ni Dyah Tantri, Bima Swarga, Adi Parwa dan Pelelindon. Tema pokok dari cerita-cerita itu adalah parwa, yaitu Swaragaronkanaparwa yang memberi petunjuk hukum kerpa pahala (akibat dari baik-buruknya perbuatan yang dilakukan manusia selama hidupnya) serta penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya.

Cerita-cerita yang Terdapat pada Lukisan
1. Cerita Sutasoma
Cerita Sutasoma dapat disaksikan di bangunan Taman Gili pada panel tingkat pertama, kedua, ketiga dan keempat dari atas pada langit-langit bangunan. Cara membacanya dimulai dari panil paling atas sebelah selatan, dari kiri ke kanan. Fragmen ini menceriterakan perjalanan Sang Sutasoma dari kerjaan Astina menuju pegunungan Mahameru. Dalam perjalanan tersebut banyak rintangan yang harus dihadapi, tetapi dengan kekuatan batin yang dimiliki, Sutasoma berhasil mengatasi segala rintangan.

2. Pan Brayut
Ceritera Pan Brayut tergambar pada deret kelima dari atas, pada langit-langit Taman Gili. Sedangkan, kronologi ceritera dapat disaksikan dari pojok timur-laut ke selatan. Lukisan ini menceriterakan kehidupan Pan Brayut yang dikaruniai 18 anak, sehingga hampir tidak ada waktu untuk mengurus hal-hal lain, kecuali mengurus anak.

3. Palalintangan
Panel mengenai Palalintangan, terdapat pada deret paling bawah langit-langit bangunan Taman Gili. Palalintangan adalah pengertian akan adanya pengaruh bintang-bintang di langit terhadap kelahiran manusia. Di sini diceriterakan adanya 35 macam watak manusia yang berbeda-beda menurut hari lahirnya.

4. Ni Dyah Tantri
Cerita Ni Dyah Tantri terdapat pada panil paling pertama (paling bawah) pada langit-langit bangunan Kertagosa, yang dimulai dari panel sebelah timur beriring ke selatan, barat dan berakhir pada panil sebelah utara. Cerita Ni Dyah Tantri, menceritakan seorang gadis bernama Ni Dyah Tantri yang berusaha menghapuskan keinginan seorang raja untuk selalu mengawini gadis setiap hari. Ni Dyah Tantri adalah seorang puteri Maha Patih dari Raja yang suka perempuan tersebut. Sebagai Maha Patih setiap hari dititahkan oleh Raja mencari seorang gadis. Untuk itu Ni Dyat Tantri berani mengorbankan dirinya membantu ayahnya untuk mendampingi menjadi isteri raja. Karena kepandaiannya berceritera, setiap malam Ni Dyah Tantri memberi ceritera kepada raja tersebut sehingga keinginannya untuk setiap hari mengawini seorang gadis dapat dihilangkan.

5. Bhima Swarga
Cerita Bhima Swarga dilukiskan pada panil tingkat kedua dan ketiga dan dilanjutkan pada panil tingkat keenam, ketujuh dan kedelapan, pada bangunan Balai Kertagosa. Cerita dimulai pada panil sebelah timur kemudian selatan, barat dan utara, mengelilingi bangunan hingga berakhirnya ceritera ini. Cerita Bhima Swarga menceriterakan perjalanan Bhima (putera kedua Pandawa) ke Yamaloka yang disertai oleh ibunya Dewi Kunti, saudara-saudaranya (Yudistira, Arjuna, Nakula dan Sadewa), untuk mencari ayahnya, Pandhu dan ibu tirinya, Dewi Madrim. Di Yamaloka, dijumpai berbagai peristiwa yang dialami oleh roh (atma) sesuai dengan perbuatannya di dunia. Misalnya orang yang suka berdusta lidahnya ditarik, orang yang suka berzinah dibakar dan sebagainya. Apa pun rintangan yang dihadapinya, tetapi karena semangat dan ketetapan hati yang dimiliki, akhirnya Bhima berhasil memperoleh air suci (amrta) yang dapat dipergunakan untuk menebus ayah dan ibu tirinya di Yamaloka.

6. Pelelindon
Pelelindon dilukiskan pada panil tingkat kelima dari bawah pada langit-langit bangunan Balai Kertagosa. Ceritera Pelelindon ini dimulai dari tengah-tengah panil sebelah utara selanjutnya berurutan ke timur, selatan, barat dan kembali pada panil sebelah utara.



Referensi link: http://uun-halimah.blogspot.com/2008/06/kertagosa-klungkung-bali.html#.UTCxAjDDA0Z

Thursday, February 28, 2013

Lawar


Lawar merupakan makanan tradisional Bali yang biasanya digunakan sebagai sajian dan hidangan dan dijual secara luas di berbagai rumah-rumah makan dengan nama Lawar Bali. 

Secara deskriptif, Lawar adalah salah satu jenis lauk pauk yang terbuat dari jenis daging tertentu yang dicincang, bercampur dengan sayuran, sejumlah bumbu khusus, kelapa dan penambahan rasa dari darah daging itu sendiri. Lawar tidak mampu bertahan lama jika berada di udara terbuka, karena itu Lawar hanya memiliki waktu sepanjang setengah hari. Lawar memiliki banyak jenis, tergantung dari jenis daging apa yang digunakan sebagai bahan utamanya, atau bisa juga dari jenis sayurannya. Lawar babi menggunakan daging babi, namun ada juga namanya Lawar nangka karena menggunakan jenis sayur nangka. Lebih uniknya lagi penamaan Lawar dilihat dari warnanya, seperti misalnya Lawar putih, Lawar merah, dan campuran berbagai jenis Lawar yang diberi nama Lawar padamare. 

Kini, Lawar menjadi semakin diminati banyak penduduk Bali maupun turis asing karena sering dihidangkan sebagai lauk pauk sehari-hari dan biasanya disantap sehabis melaksanakan upacara adat dengan cara prasmanan. Jumlah peminat yang meningkat inilah yang menjadikan Lawar tidak lagi menggunakan darah sebagai salah satu jenis bahan wajib dalam olahannya, namun lebih banyak mengutamakan bahan seperti sayuran, misalnya belimbing, nangka, kelapa muda, pepaya muda dengan bumbu khas lengkap Bali.





Referensi link: http://id.openrice.com/bali/restaurant/article/detail.htm?article_id=385

Babi Guling




Babi guling adalah sejenis makanan yang terbuat dari anak babi betina atau jantan, di mana perutnya diisikan dengan bumbu dan sayuran seperti daun ketela pohon lalu dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang yang ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi kecoklatan dan renyah. Awalnya babi guling pada mulanya digunakan untuk sajian pada upacara baik upacara adat maupun upacara keagamaan, namun saat ini babi guling telah dijual sebagai hidangan baik di warung-warung, rumah makan bahkan hotel-hotel tertentu di daerah bali.
Nama babi guling untuk daerah Bali lebih dikenal dengan be guling. Sebetulnya babi guling dapat dibuat dari jenis daging lainnya seperti itik dan ayam. Babi guling yang paling terkenal berasal dari kabupaten Gianyar.


Referensi link: http://indonesiabox.org/babi-guling-khas-bali/

Ayam Betutu




Ayam Betutu adalah masakan khas daerah Gianyar pada mulanya. Kita dengan mudah dapat menemukan masakan kegemaran orang Bali ini di Pasar Senggol atau Pasar Malam Gianyar. Di berbagai restoran yang ada di Ubud dan Denpasar menu Ayam Betutu banyak disediakan, namun banyak yang mensyaratkan untuk memesan satu hari sebelumnya karena proses pembuatannya agak lama. Orang yang memelopori inovasi pembuatan ayam betutu dengan bumbu super pedas sehingga menjadi demikian populer sehingga menjadi semacam legenda adalah Men Tempeh atau Ni Wayan Tempeh yang berasal dari Abianbase, Kota Gianyar, dengan suaminya I Nyoman Suratna yang berasal dari Bangli.

Ayam betutu asli Gilimanuk ini memakai ayam kampung asli. Dagingnya empuk meski si ayam berukuran kecil, berlumur bumbu khas Bali kekuningan yang sangat pedas. Kacang goreng renyah, sambal matah, dan sayur gondo menjadi pelengkap pas hidangan lezat ini. Jalan-jalan ke Bali memang terasa belum sah jika tidak mencoba ayam betutu.




Referensi link: http://www.tourguide-bali.com/informasi/bebek-betutu-dan-ayam-betutu

Candidasa




Candidasa adalah menjadi daerah tujuan utama dari para wisatawan yang datang ke Karangasem. Candidasa terkenal sebagai replika pantai Kuta karena sama – sama memiliki pasir putih. Sangat cocok untuk olah raga air seperti berenang, menyelam dan snorkling.

Candidasa merupakan salah satu kawasan pariwisata yang dikembangkan mulai tahun 1983. Pada mulanya nama Candidasa merupakan nama sebuah pura, yaitu Pura Candidasa, yang terletak di atas bukit kecil dan dibangun pada abad ke-12 M.

Pantai berpasir putih tersebut sebenarnya bernama Teluk Kehen, namun dalam perkembangannya seiring ditetapkannya pantai tersebut menjadi obyek dan daya tarik wisata, maka pantai Teluk Kehen berubah nama menjadi kawasan pariwisata Candidasa sesuai dengan nama pura yang ada di wilayah itu.

Pesona alam yang dikembangkan sebagai obyek wisata bahari ini dapat menjadi pilihan untuk melakukan berbagai aktifitas, seperti sun bathing, canoing, snorkeling, fishing, trekking melalui perbukitan, dan yang tak kalah menariknya adalah keberadaan pulau-pulau kecil yang dapat dijangkau jaraknya dengan perahu nelayan (jukung).Pulau-pulau kecil tersebut menyimpan potensi panorama bawah laut berupa terumbu karang dan ikan hias.

Salah satu cerita yang menjadi mitos tentang keberadaan Pura Candidasa yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat setempat adalah Arca Dewi Hariti yang terletak pada sebuah relung di bagian bawah tebing bukit. Konon dikisahkan bahwa Dewi Hariti pada mulanya adalah seorang yaksa dalam Agama Budha yang gemar memakan daging anak-anak. Namun setelah mendapat pencerahan ajaran Agama Budha, Sang Dewi kemudian bertobat dan berbalik menjadi pelindung dan penyayang anak-anak.

Arca Dewi Hariti selanjutnya dipahatkan bersama 10 orang anak-anak yang mengerubutinya, sebagai ciri pelindung, penyayang, dan juga sebagai perlambang kesuburan dan kemakmuran. Masyarakat setempat meyakini bahwa Dewi Hariti berarti ibu beranak banyak yang dapat memberikan anugerah kesuburan dan kemakmuran. Oleh karenanya maka tempat ini banyak didatangi dan dimanfaatkan oleh pasangan suami – isteri yang belum dikaruniai keturunan untuk memohon do’a dengan membawa sesajen yang dipersembahkan kepada Dewi Hariti.


Referensi link: http://e-kuta.com/blog/pantai-di-bali/mengunjungi-objek-wisata-pantai-candidasa.htm

Wednesday, February 27, 2013

Bukit Jambul



Obyek ini terletak di atas bukit dan seperti pemandangan alam lainnya di Kabupaten Karangasem, daya tarik obyek ini juga terletak pada perpaduan panorama perbukitan, sawah, lembah dan panorama laut. Dari tempat ketinggian ini wisatawan dapat menyaksikan keindahan alam yang mempesona. Di pinggir jalan yang menanjak dan berliku dapat disaksikan petak-petak sawah yang bertingkat dan pohon-pohon cengkeh yang subur berbunga. Di sebelah Timur tampak bukit menjulang tinggi di wilayah Sidemen dan di sebelah Selatan kelihatan areal persawahan Kabupaten Klungkung dan sekitarnya serta pemandangan laut lepas di Selatan Klungkung.

Bukit Jambul terletak di Desa Pesaban, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Daerah  Karangasem, jaraknya kira-kira 12 km dari Klungkung atau 51 Km dari kota Denpasar dan dilalui jalan jurusan ke Besakih. Lokasi ini mudah dicapai dengan mobil sebab letaknya di pinggir jalan.

Menurut keterangan dari orang-orang tua desa Pesaban, nama Bukit Jambul baru timbul pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, dimana nama tersebut diberikan oleh para wisatawan yang berkunjung ke sana. Nama Bukit Jambul diambil dari bukit yang menjulang tinggi di sebelah Selatan jalan jurusan Klungkung-Besakih, di atas bukit itu terdapat sebuah pura bernama Pura Puncak Sari yang disekitar pura ditumbuhi pepohonan besar-besar dan lebat, sedangkan di bawah komplek pura ini terdapat persawahan penduduk sehingga puncak bukit yang berhutan lebat kelihatan seperti jambul. Pura yang ada di puncak bukit itu adalah pura Ulun Carik yang diemong para petani setempat. Sebelum bernama Bukit Jambul komplek persawahan yang ada di selatan jalan disebut Babad Kelod, sedangkan tegalan dan sawah yang terletak di sebelah utara jalan disebut Babakan Kaja. Oleh karena di sana terdapat bukit yang berjambul yang menjadi daya tarik wisatawan maka lama kelamaan obyek itu dikenal dengan nama Bukit Jambul.


Referensi link: http://duniasa.goodluckwith.us/bukitjambul.html

Amed




Objek wisata Amed memiliki keindahan pantai dengan matahari terbitnya, juga kehidupan bawah laut menawarkan tempat yang bagus untuk latihan menyelam. Disana ada danau di pinggir pantai yang datar yang baik untuk latihan, serta batu karang yang dapat dicapai dengan berenang selama 5 menit. Di sini bagus untuk snorkeling dan juga diving, daerah ini berkembang karena keindahan lautnya. Akses ke lokasi dari bandara sekitar 2.5 jam perjalanan dengan mobil.

Amed adalah pantai di ujung timur pulau Bali, di  Desa Amed, Abang, Kabupaten Karangasem, Bali. Banyak fasilitas-fasilitas penting pariwisata seperti restaurant, hotel dan bungalow di sini. Kehidupan masyarakat di sini pada umumnya adalah nelayan. Suasana pedesaan yang kental, tradisi masih asli belum terpengaruh budaya asing, keramah-tamahan masih kental, keindahan matahari terbit di pagi hari, sambil menikmati makan pagi, akan menambah suasana eksotik selama liburan di Bali.

Dengan pantai berpasir hitam, keadaan air yang sangat jernih, biota laut yang beragam, kehidupan terumbu karang yang terjaga kelestariannya, kehangatan airnya konstan tidak berubah-ubah, maka snorkeling dan diving di sini sangat diminati oleh kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Kalau terus berjalan menyusuri objek wisata pantai Amed anda akan bertemu dengan desa Jemeluk dan menemukan kepingan-kepingan kecil dan taman coral yang paling indah yang pernah anda lihat.


Referensi link: http://www.balitoursclub.com/berita_47_Amed.html

Pantai Kuta




Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 1970. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam sebagai lawan dari Pantai Sanur.

Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat pemandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.

Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar, terutama bagi peselancar pemula. Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta.

Kuta mulai dikenal ketika para pedagang dari Denmark membuka kantor perwakilan dagang disini. Hubungan dagang yang terjalin antara perwakilan dagang tersebut dengan penduduk pribumi asli kemudian berkembang dengan sangat pesat.

Baru mulai pada tahun 1930 sepasang suami istri asal California Amerika sangat terkesan dengan keindahan pantai Kuta yang waktu itu sama sekali belum terjamah campur tangan manusia, alias masih alami. Kuta Beach Hotel adalah hotel pertama yang berdiri di kawasan ini, namun sayang harus ditutup karena tentara Jepang menyerbu pulau Bali pada waktu itu. Pada tahun 1960 ketika banyak turis Australia yang harus singgah di Bali untuk perjalanan ke Eropa, Kuta mulai semakin dikenal kembali. Dalam perkembangannya, area Kuta semakin menarik kunjungan para wisatawan tidak hanya dari Australia, namun juga dari berbagai belahan dunia yang lain.

Dengan cepat berdirilah berbagai hotel di sepanjang kawasan pantai Kuta. Biasanya hotel-hotel dikawasan ini bertaraf internasional atau setidaknya sebuah grup hotel internasional. Berawal dari awal ujung pantai Kuta terdapat Inna Kuta Beach Hotel, Hard Rock Hotel, Mercure Hotel, dll. Juga berdiri sebuah penginapan yang sangat nyaman bergaya butik resort yaitu Alam KulKul Boutique and Resort.

Waktu paling ramai di kawasan pantai Kuta adalah di sore hari atau sewaktu matahari terbenam. Semua turis  mancanegara ataupun lokal berkumpul menjadi satu disini. Apalagi ada momen-momen khusus di dalam negeri seperti liburan sekolah, liburan Lebaran Idul Fitri atau liburan tahun baru, bisa dipastikan keramaian itu semakin menjadi.

Di pantai Kuta pengunjung bisa melakukan selancar atau surfing, bermain sepakbola, bermain layang-layang, sekedar rebahan di pasir pantainya yang hangat, atau cuci mata menyaksikan para turis bule berjemur. Apabila tertarik dengan layanan kuncir rambut atau pembuatan tato sementara, itu juga bisa didapat di pantai ini.


Referensi link: http://www.balinter.net/news_248_Informasi_Tentang_Pantai_Kuta_Balihtml

Jatiluwih




Jatiluwih termasuk salah satu obyek wisata dengan panorama yang indah. Variasi panorama sawah berundak-undak dengan latar belakang gunung berhutan lebat, dapat dikategorikan obyek wisata alam yang sama menariknya dengan Kintamani dan Danau Batur. Jatiluwih memiliki hawa sejuk karena terletak pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.

Selain potensi alamnya, Jatiluwih menyimpan pula potensi budaya terutama peristiwa sejarah pembangunan sebuah pura yang ada kaitannya dengan nama kekuasaan Raja Ida Dalem Waturenggong di Keraton Gelgel (1460-1551).

Obyek wisata Jatiluwih terletak 48 km dari Denpasar. Lokasinya 28 Km di bagian utara kota Tabanan. Obyek wisata Jatiluwih ramai dikunjungi para wisatawan nusantara dan mancanegara yang ingin menikmati hawa sejuk dan keindahan serta hamparan sawah yang berundak. Setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Rabu Kliwon Ugu adalah hari upacara Petoyan yang menggelar juga tarian Wali Pendet yang bersifat sakral.

Jatiluwih sebagai obyek wisata alam sesungguhnya sudah dikenal sejak kekuasaan Belanda di Bali (1910-1942). Akan tetapi jalan yang menghubungkan ke obyek tersebut rusak maka tidak banyak wisatawan yang berkunjung kesana untuk menikmati panorama yang indah, sejuk dan menyegarkan. Kondisi tidak terpelihara ini berlangsung hingga tahun 1970 dan sesudah itu berkat bantuan dana pemerintah, pembangunan infrastruktur semakin mendapat perhatian. Ternyata jalan-jalan aspal yang telah dibangun itu dapat mengangkat nama Jatiluwih menjadi obyek wisata alam bagi para pengunjung. Selain menikmati keindahan kesejukan panorama alam pegunungan, Jatiluwih juga meyimpan atraksi upacara keagamaan yang unik setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Wali, Petoyan, Patirtan, Rabu Kliwon Ugu. Pada upacara puncaknya dipentaskan juga tarian Wali Pendet yang sakral.


Referensi link: http://baliantiqueco.tripod.com/Wisata_Tabanan_Jatiluwih.htm

Tuesday, February 26, 2013

Garuda Wisnu Kencana


   










Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.

GWK mempunyai beberapa tempat rekreasi di antaranya:
  • Wisnu Plaza
Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat kita sementara merupakan bagian paling penting dari patung Garuda Wisnu Kencana patung Wisnu.
Pada waktu tertentu hari, akan ada beberapa kinerja tradisional Bali dengan megah patung Wisnu sebagai latar belakang. Karena lokasinya yang tinggi, Anda dapat melihat panorama sekitarnya. Patung Wisnu, sebagai titik pusat dari Wisnu Plaza, dikelilingi oleh air mancur dan air sumur di dekatnya suci yang katanya tidak pernah kering bahkan pada musim kemarau.
Parahyangan Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini tempat air berada, yang secara historis telah dipercaya oleh rakyat di daerah tersebut sebagai berkat dengan kekuatan magis yang kuat untuk menyembuhkan penyakitnya dan meminta para dewa hujan selama musim kemarau. Karena lokasinya di tanah tinggi (di atas bukit), fenomena alam ini dianggap orang suci dan lokal diyakini itu menjadi air suci.
  • Street Theater
Street Theater adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Di sini kita dapat menemukan banyak toko dan restoran di satu tempat dan dimana semua perayaan terjadi.
Anda bisa mendapatkan souvenir Bali dan merchandise GWK khususnya di GWK Souvenir Shop dan Bali Art Market. Kita bahkan dapat menemukan spa Bali dan produk aromaterapi di toko ini. Sementara di sini, mengapa tidak mencoba pijat refleksi kaki Bali setelah berjalan-jalan. Kita bisa mencicipi makanan yang baik dengan harga terbaik hanya di pengadilan makanan kita, Makanan Teater, dan restoran terbaru kami, The Beranda dengan paket all you can eat.
Pada beberapa kali sehari, kita dapat menikmati belanja dan makan sambil ditemani kinerja Bali khususnya seperti barong, rindik dan parade.
  • Lotus Pond
Lotus Pond adalah area outdoor terbesar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Taman Budaya, kemungkinan besar, di Bali. Dengan demikian, Lotus Pond adalah tempat yang tepat dan hanya untuk mengadakan acara outdoor skala besar.
Selama bertahun-tahun, GWK telah dipercaya untuk skala besar diadakan, baik nasional maupun internasional, acara di Lotus Pond seperti konser musik, pertemuan internasional, partai besar.Lotus Pond adalah tempat yang unik dengan pilar batu kapur di sisi dan patung megah Garuda di latar belakang.
Lotus Pond berawal dari teratai. Teratai adalah simbol utama keindahan, kemakmuran, dan kesuburan. Wisnu juga selalu membawa bunga teratai di tangannya dan hampir semua dewa dari dewa Hindu yang duduk di teratai atau membawa bunga.
Beberapa fakta menarik adalah bahwa tanaman teratai tumbuh di air, memiliki akar dalam ilus atau lumpur, dan menyebarkan bunga di udara di atas. Dengan demikian, teratai melambangkan kehidupan manusia dan juga bahwa kosmos.
Akar teratai tenggelam dalam lumpur merupakan kehidupan material. Tangkai melewatkan melalui air melambangkan eksistensi di dunia astral. Bunga mengambang di atas air dan membuka ke langit adalah emblematical spiritual sedang.
  • Indraloka Garden
Taman ini diberi nama Indraloka surga Dewa Indra karena pandang panorama yang indah. Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling favorit di Garuda Wisnu Kencana untuk mengadakan pesta kecil menengah, pengumpulan dan upacara pernikahan. Kita bisa melihat pemandangan Bali dari atas Indraloka Garden
  • Amphitheatre
Amphitheatre adalah tempat di luar ruangan untuk pertunjukan khusus dengan akustik yang dirancang dengan baik. Setiap sore Anda bisa menonton tari Kecak yang terkenal dan gratis yaitu sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA. Bahkan Tari Kecak ini dapat dikolaborasikan dengan tarian daerah lainnya.
  • Tirta Agung
Tirta Agung adalah ruang luar yang sempurna untuk acara menengah. Anda juga dapat mengunjungi patung Tangan Wisnu, bagian dari patung Garuda Wisnu Kencana yang terletak di dekatnya.


Referensi link: http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Wisnu_Kencana

Monday, February 25, 2013

Tanah Lot



Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di BaliIndonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam, turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan matahari terbenam di sini.


Referensi link: http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot

Pura Luhur Uluwatu




Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu merupakan pura yang berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung.
Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksa atau Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.
Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura.
Pura Uluwatu mempunyai beberapa pura pesanakan, yaitu pura yang erat kaitannya dengan pura induk. Pura pesanakan itu yaitu Pura Bajurit, Pura Pererepan, Pura Kulat, Pura Dalem Selonding dan Pura Dalem Pangleburan. Masing-masing pura ini mempunyai kaitan erat dengan Pura Uluwatu, terutama pada hari-hari piodalan-nya. Piodalan di Pura Uluwatu, Pura Bajurit, Pura Pererepan dan Pura Kulat jatuh pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia setiap 210 hari. Manifestasi Tuhan yang dipuja di Pura Uluwatu adalah Dewa Rudra.
Pura Uluwatu juga menjadi terkenal karena tepat di bawahnya adalah pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga selancar, bahkan even internasional seringkali diadakan di sini. Ombak pantai ini terkenal amat cocok untuk dijadikan tempat selancar selain keindahan alam Bali yang memang amat cantik.


Referensi link: http://id.wikipedia.org/wiki/Pura_Luhur_Uluwatu

Pura Besakih


Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten KarangasemBaliIndonesia. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Di Pura Basukian, di areal inilah pertama kalinya tempat diterimanya wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya, cikal bakal Agama Hindu Dharma sekarang di Bali, sebagai pusatnya. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dari semua pura yang ada di komplek Pura Besakih. Di Pura Penataran Agung terdapat 3 arca atau candi utama simbol stana dari sifat Tuhan Tri Murti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur/Reinkarnasi. Pura Besakih masuk dalam daftar pengusulan Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1995.
Keberadaan fisik bangunan Pura Besakih, tidak sekedar menjadi tempat pemujaan terhadap Tuhan, menurut kepercayaan Agama Hindu Dharma, yang terbesar di pulau Bali, namun di dalamnya memiliki keterkaitan latar belakang dengan makna Gunung Agung. Sebuah gunung tertinggi di pulau Bali yang dipercaya sebagai pusat Pemerintahan Alam Arwah, Alam Para Dewata, yang menjadi utusan Tuhan untuk wilayah pulau Bali dan sekitar. Sehingga tepatlah kalau di lereng Barat Daya Gunung Agung dibuat bangunan untuk kesucian umat manusia, Pura Besakih yang bermakna filosofis.
Makna filosofis yang terkadung di Pura Besakih dalam perkembangannya mengandung unsur-unsur kebudayaan yang meliputi:
  1. Sistem pengetahuan,
  2. Peralatan hidup dan teknologi,
  3. Organisasi sosial kemasyarakatan,
  4. Mata pencaharian hidup,
  5. Sistem bahasa,
  6. Religi dan upacara, dan
  7. Kesenian.
Ketujuh unsur kebudayaan itu diwujudkan dalam wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, dan wujud budaya material. Hal ini sudah muncul baik pada masa pra-Hindu maupun masa Hindu yang sudah mengalami perkembangan melalui tahap mistis, tahap ontologi dan tahap fungsional.
Pura Besakih sebagai objek penelitian berkaitan dengan kehidupan sosial budaya masyarakat yang berada di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali.
Berdasar sebuah penelitian, bangunan fisik Pura Besakih telah mengalami perkembangan dari kebudayaan pra-Hindu dengan bukti peninggalan menhir, punden berundak-undak, arca, yang berkembang menjadi bangunan berupa meru, pelinggih, gedong, maupun padmasana sebagai hasil kebudayaan masa Hindu.
Latar belakang keberadaan bangunan fisik Pura Besakih di lereng Gunung Agung adalah sebagai tempat ibadah untuk menyembah Dewa yang dikonsepsikan gunung tersebut sebagai istana Dewa tertinggi.
Pada tahapan fungsional manusia Bali menemukan jati dirinya sebagai manusia homo religius dan mempunyai budaya yang bersifat sosial religius, bahwa kebudayaan yang menyangkut aktivitas kegiatan selalu dihubungkan dengan ajaran Agama Hindu.
Dalam budaya masyarakat Hindu Bali, ternyata makna Pura Besakih diidentifikasi sebagai bagian dari perkembangan budaya sosial masyarakat Bali dari mulai pra-Hindu yang banyak dipengaruhi oleh perubahan unsur-unsur budaya yang berkembang, sehingga memengaruhi perubahan wujud budaya ide, wujud budaya aktivitas, dan wujud budaya material. Perubahan tersebut berkaitan dengan ajaran Tattwa yang menyangkut tentang konsep ke-Tuhan-an, ajaran Tata-susila yang mengatur bagaimana umat Hindu dalam bertingkah laku, dan ajaran Upacara merupakan pengaturan dalam melakukan aktivitas ritual persembahan dari umat kepada Tuhan, sehingga ketiga ajaran tersebut merupakan satu kesatuan dalam ajaran Agama Hindu Dharma di Bali.


Referensi link: http://id.wikipedia.org/wiki/Pura_Besakih

Bedugul




Bedugul merupakan salah satu objek wisata di Bali yang menawarkan keindahan alam pegunungan dan danau. Tempatnya yang tinggi membuat daerah ini selalu diselimuti kabut dan berhawa dingin. Daerah Bedugul adalah bagian dari kabupaten Tabanan dan berjarak kurang lebih 70 km atau 2,5 jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Ada beberapa objek wisata yang sayang sekali untuk dilewatkan, apa saja itu?


1. Objek Wisata Danau Beratan



Danau Beratan merupakan salah satu objek wisata di Bedugul yang sayang kalau Anda lewatkan. Cuaca yang sejuk di siang hari membuat Anda merasa nyaman untuk menikmati pemandangan di sekeliling danau Beratan. Untuk menikmati pemandangan di sekeliling danau, Anda bisa menyewa kapal boot dan sampan. Sangat cocok bagi Anda dan keluarga atau bersama pasangan Anda untuk menikmati keindahan alam di sekitar danau Beratan.
Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Berada di jalur jalan provinsi yang menghubungkan Denpasar – Singaraja serta letaknya yang dekat dengan Kebun Raya Eka Karya menjadikan tempat ini menjadi salah satu andalan wisata pulau Bali. Disamping mudah dijangkau Danau Beratan juga menyediakan beragam pesona dan akomodasi yang memadai.
Di tengah danau terdapat sebuah Pura yaitu Pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan.

2. Objek Wisata Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali
Surga…itulah kesan pertama ketika Anda menginjakkan kaki di Kebun Raya Eka Karya. Rasa penat, capek, stres, atau rasa beban berangsur-angsur akan hilang bila sudah memasuki area Kebun Raya Eka Karya ini. Lokasinya tidak jauh dari Danau Beratan, sekitar 2 km. Jarak tempuh sekitar 2 jam atau 70 km dari Denpasar atau 40 km dari Singaraja dengan perjalanan darat. Untuk masuk ke wilayah kebun raya Eka Karya, Anda akan dikenakan tarif. Tarif masuknya adalah :


1. Tiket pengunjung/orang  :  Rp. 7.000,-

2. Tiket parkir roda 2  :  Rp. 3.000,-
3. Tiket parkir roda 4  :  Rp. 6.000,-
4. Tiket parkir roda 6  :  Rp. 12.000,-
5. Tiket mobil masuk  :  Rp. 12.000,-
Tarif sudah termasuk asuransi PT. Jasaraharja Putera dan kontribusi ke Pemda Tabanan.
Kebun ini didirikan pada 15 Juli 1959, pada awalnya Kebun Raya Eka Karya Bali hanya diperuntukkan bagi tumbuhan jenis coniferae. Seiring dengan perkembangan dan perubahan status serta luas kawasannya, kebun yang berada pada ketinggian 1.250 – 1.450 mdpl ini kini menjadi kawasan konservasi ex-situ bagi tumbuhan pegunungan tropika Kawasan Timur Indonesia. Luas kawasan Kebun Raya semula hanya 50 ha, tetapi saat ini luas kebun raya menjadi 157,5 ha.


Referensi link: http://astrobali.com/2009/05/bedugul-objek-wisata-bali-pegunungan-danau.html

Sunday, February 24, 2013

Taman Budaya Bali (Art Centre)


Taman Budaya Bali dibagi menjadi 4 kompleks, yaitu:
- Kompleks Taman Suci (Kompleks Taman Suci) = Pura Pepaosan Beji, Bale Selonding, Bale
- Kompleks Tenang = Perpustakaan Widya Kusuma
- Kompleks setengah = Mahudara Exhibition Building, Bangunan Craft, Sculpture Studio, Rumah Seni dan Wantilan
- Kompleks ramai = Tahap Open Stage Ardha Candra dan tertutup Ksirarnawa (keduanya berlokasi di Sungai Selatan)
Taman Budaya atau Art Center arsitektur adalah sebuah komplek bangunan dengan tanda utama dari sebuah panggung terbuka besar. gelanggang di ruang terbuka ini dapat menampung sampai dengan 6,000 penonton untuk pertunjukan kolosal baik untuk modern dan juga tradisional. Dirancang oleh arsitek tradisional Bali Ida Bagus Pugur, dibuka untuk umum pada tahun 1973. Selain panggung terbuka tradisional, ada banyak bangunan dan aula dibangun dengan arsitektur Bali dengan hiasan terbaik. Bangunan ini terdiri dari dua jenis, satu jenis untuk pameran permanen dan orang lain adalah untuk pameran musiman, terutama selama Pesta Kesenian Bali di pertengahan bulan Juni-Juli setiap tahun. Dua bangunan dengan arsitektur Bali yang terbaik untuk pameran permanen di mana orang bisa melihat berbagai kesenian Bali dari fasilitas tari atau angka, ukiran, seni pakaian, lukisan, dan lain-lain. Selama Pesta Kesenian Bali seluruh bangunan diajukan dengan pameran dari semua jenis produk, seni tidak hanya produk tetapi juga sejarah, buku, kebutuhan sehari-hari, produk kreatif, pemerintah departemen dengan tugas dan lain-lain.
Situasi yang sibuk nyata selama satu bulan pesta. Kegiatan di panggung terbuka bahkan lebih hidup, seperti yang dijadwalkan kehidupan dewasa ini menunjukkan wakil-wakil mereka dari tarian tradisional atau drama atau pantomim dari Bali, provinsi lain di Indonesia dan peserta dari mancanegara. Peserta asing yg ikut seperti India, Thailand, Amerika Serikat, Perancis, Australia, Jepang, dan Korea. negara baru seperti Vietnam dan Kamboja juga aktif berpartisipasi. Saat moment menarik adalah pada saat pembukaan festival seni, yang selalu dimulai dengan pawai dari alun-alun Kota Lapangan Puputan Badung (depan Jaya Sabha) dengan prosesi peed, tarian, musik, dekorasi, seni marshal dan lain-lain, di mana diundang pejabat tinggi dan pejabat asing menunggu di panggung sementara, Bali paviliun tradisional dengan atap jerami.
Sepanjang jalan prosesi yang terdiri dari berbagai seniman menunjukkan tindakan mereka atau tari menyusul oleh stasiun TV atau wartawan. Prosesi biasanya dimulai pukul 6 sore dan selesai jam 12 siang menandai awal dari festival seni sebulan panjang. Kehidupan situasi dapat dilihat baik di pameran dan di panggung terbuka mulai dari malam upacara pembukaan dengan prosesi itu. Setiap sore atau malam telah dijadwalkan pergantian setiap perwakilan untuk mempresentasikan acara mereka yang biasanya telah dikonfirmasi lama sebelum acara tersebut. Pada siang hari sisanya panggung terbuka juga tidak selalu, tetapi beberapa kali sekolah atau universitas akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti kehidupan drum band, drama, atau kegiatan seni lain yang mereka bisa hadir. Selain menunjukkan normal juga ada semacam kompetisi di antara musik tradisional Bali yang sama seperti Gong, dan pemenang akan diberikan apresiasi.



Link referensi: http://kevinabali.wordpress.com/2010/06/30/taman-budaya-bali-bali-art-centre/
  • Blogger news

  • Blogger news

  • Blogroll

  • About